Rabu, 25 Mei 2011

stres dan koping

Stres & Koping Stres

Sering kali kita mendengar kata stres, kita langsung merespons secara fisilogis dan mengasosiasikannya dengan penyakit. Sepertinya, kita memang tak bisa luput dari stres. Di kantor, di rumah, bahkan tak melakukan apa pun bisa menyebabkan stres. Stres merupakan respon fisiologis terhadap situasi atau stimulus yang diidentifikasikan sebagai ancamaan terhadap tubuh. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, B.A., 1999).
Stres dapat menjangkiti siapapun, kapanpun dalam setiap kondisi dan ketika stres muncul dapat memberikan ketidaknyamanan pada fisik atau tubuh. Sebenarnya stres tak selalu negatif. Seperti tipe eustres atau positif stres yang justru menjadikan seseorang makin produktif dan kreatif dalam menyelesaikan pekerjaannya. Stres yang positif akan membantu kita menyadari ada sesuatu yang salah dan harus diperbaiki. Stres ini membantu kita melakukan perubahan dalam hidup.


Ada juga kelompok negatif stres seperti distres. Perasaan stres ini muncul saat seseorang sedang frustasi, takut dan memiliki kemarahan yang tidak atau belum terlampiaskan. Stres negatif atau distres ini jika terlalu sering dialami seseorang akan mengakibatkan adanya tekanan mental. Banyaknya masalah di kantor atau minimnya kesempatan berpartisipasi dan menunjukkan skill seringkali mengakibatkan seseorang mengalami stres tipe ini.
Tipe stres dari kelompok negatif stres lainnya yaitu acute stress. Acute stres atau stres jangka pendek. Tipe lain dari stres negatif adalah understress. Jenuh, perasaan tak berdaya adalah dua efek dari stres tipe ini dan berujung pada hilangnya motivasi seseorang untuk bekerja atau melaksanakan tugas.
Stres negatif yang terakhir adalah over-stress. Stres tipe ini timbul akibat seseorang terlampau bekerja keras atau berusaha terlalu berlebihan untuk menyelesaikan tugas demi pemenuhan tenggat atau deadline. Akibat stres tipe ini adalah berkurangnya kemampuan atau kreativitas. Sedangkan chronic stress penyebabnya bisa karena di tempat kerja, stres perkawinan, rumah tangga dan fetal stress.
Untuk mengetahui apakah diri kita terkena stres, sambung, maka kita harus mengenali tipe dari stres itu sendiri. ’’Mengenali penyebab stres merupakan langkah efektif untuk menghindarkan diri dari stres’’. Ada tiga penyebab stres yakni acute stress atau stres jangka pendek seperti, menahan rasa lapar, menjelang wawancara pekerjaan atau saat akan bertemu pujaan hati. Stres bisa juga disebabkan respon yang tertunda atau delayed stress seperti mengalami bencana alam, atau ditinggalkan orang yang dikasihi. Ada juga stres kronik atau chronic stress yakni seperti stres yang dialami di tempat kerja, stres karena masalah perkawinan dan masalah keuangan.
Salah satu contoh stress adalah menghadapi ujian masuk kerja. Ujian masuk kerja bisa diasumsikan oleh individu sebagai hal yang positif, jika dirasakan oleh individu sebagai sesuatu yang harus dilakukan dan individu tersebut siap. Sedangkan dianggap negatif, jika dirasakan oleh individu sebagai suatu ancaman dan individu tersebut tidak siap.
Berdasarkan hal tersebut, maka setiap individu akan mengalami stress karena adanya stimulus (stressor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan atau masalah (stress) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap masalah tersebut (koping) sehingga individu dapat menjadi lebih baik atau menjadi adaptif.
Pada individu, sumber stressor dapat berupa:
1. Lingkungan
a. Sikap lingkungan: berupa tuntutan, pandangan positif dan negatif terhadap keberhasilan diterima bekerja.
b. Tuntutan dan sikap keluarga, misalnya keharusan mendapatkan pekerjaan, keinginan akan pilihan
orang tua untuk bekerja.
c. Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK), makin cepatnya memperoleh informasi dan trend
masa depan jika berhasil terhadap sesuatu yang diinginkan
2. Diri sendiri
a. Kebutuhan psikologis yaitu keinginan yang harus dicapai terhadap yang diinginkannya.
b. Proses internalisasi diri, yaitu penyerapan terhadap yang diinginkan secara terus menerus sesuai dengan
perkembangannya
3. Pikiran
a. Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan pengaruhnya pada diri serta persepsi terhadap
lingkungan
b. Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian yang biasa dilakukan oleh individu yang
bersangkutan.
Pikiran individu yang negarif baik penilaian saat ini maupun masa yang akan datang memberi pengaruh yang lebih berat. Misalnya:
- Kecemasan menghadapi ujian masuk kerja
- Ketakutan tidak lulus ujian masuk kerja
- Ragu-ragu mengikuti masuk kerja
Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor (Kozier & Erb, 1983 dikutip Keliat B.A., 1999) yaitu:
1. Sifat stressor, pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu tersebut
2. Jumlah stressor, banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan. Jika individu tidak siap
akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Misalnya marah pada hal-hal yang kecil.
3. Lama stressor, seberapa sering individu menerima stressor yang sama. Makin sering individu mengalami
hal yang sama maka akan timbul kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.
4. Pengalaman masa lalu, pengalaman individu yang lalu mempengaruhi individu menghadapi masalah
5. Tingkat perkembangan, tiap individu tingkat perkembangannya berbeda.
Beberapa kelenjar endokrin terlibat dalam menampilkan respons tubuh terhadap stress. Pertama, hipotalamus, melepas suatu hormone yang menstimulasi kelenjar pituari didekatnya untuk menghasilkan adrenocorticotrophic hormone (ACTH). Selanjutnya menstimulasi kelenjar adrenal yang berada diatas ginjal. Dibawah pengaruh ACTH, korteks adrenal melepas sekelompok steroid (missal cortisol dan cortisone). Hormone kortisol mendorong perlawanan terhadap stress,
Cabang simpatis dan susunan saraf otonom (ANS) menstimulasi lapisan dalam dari kelenjar adrenal, disebut medulla adrenalis, untuk melepas zat kimia yang disebut chatecolamines–epinefrina (adrenalin) dan nonepinefrina (nonadrenalin). Zat ini berfungsi sebagai hormone setelah terlepas didalam aliran darah. Nonepinefrina juga diproduksi di sistem saraf dan berfungsi sebagai suatu neurortransmitter. Gabungan epinefrina dan nonepinefrina menggerakkan tubuh menghadapi stressor dengan meningkatkan kerja jantung dan menstimulasi hatiuntuk melepaskan persediaan gula, menjadi tenaga yang bisa digunakan untuk melindungi diri kita dalam situasi yang mencekam.
Hormon-hormon stress yang diproduksi oleh kelenjatr adrenal membantu tubuh menghadapi stressor atau ancaman apabila stressor sudah terlewati maka tubuh akan kembali normal.
Perubahan-perubahan dalam tubuh sehubungan dengan stress dan keterkaitannya dengan reaksi waspada, yaitu:
a. Kortikosteroid dikeluarkan.
b. Efinefrin dan nonefinefrin dilepaskan.
c. Detak jantung, kecepatan pernafasan dan tekanan darah meningkat.
d. Otot kaku.
e. Darah berpindah dari organ dalam ke otot rangka.
f. Pencernaan terganggu.
g. Gula dilepaskan oleh hati.
h. Kemampuan pembekuan darah meningkat.
i. Stress memicu reaksi waspada. Reaksi ini ditandai oleh sekresi kortikosteroid, catecholamines, dan aktivitas cabang simpatis susunan saraf otonom. Reaksi waspada menggerakkan tubuh untuk berperang dan melawan.
Koping stres adalah cara yang dilakukan individu, dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai, dan respons terhadap situasi yang menjadi ancaman bagi diri individu.
Cara yang dapat dilakukan adalah:
1. Individu
a. Kenal diri sendiri
Merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Karena individu yang sudah kenal akan dirinya, akan siap untuk menghadapi stressor yang ada. Cara yang dapat dilakukan adalah:
- Identifikasi siapa diri anda
- Tanyakan pada orang lain siapa anda
- Mintalah umpan balik jika anda sudah kena diri anda
b. Turunkan kecemasan
- Identifikasi penyebab cemas anda
- Cari tindakan yang menurut anda dapat menurunkan kecemasan
- Lakukan teknik relaksasi
c. Tingkatkan harga diri
- Identifikasi aspek positif yang anda miliki
- Mulai gali kemampuan positif yang anda miliki
- Pertahankan aspek positif yang anda miliki
d. Persiapan diri
- Tingkatkan kemampuan kognitif atau pengetahuan anda (belajar)
- Berdoa
- Mencari informasi
- Diskusi dengan orang yang sudah punya pengalaman bekerja
- Identifikasi kebutuhan yang perlu dipersiapkan
e. Pertahankan dan tingkatkan cara yang sudah baik
2. Dukungan sosial (keluarga, teman dan masyarakat)
a. Pemberian dukungan terhadap peningkatan kemampuan kognitif
b. Ciptakan lingkungan keluarga yang sehat, misalnya waktu berdikusi
c. dengan anggota keluarganya
d. Berikan bimbingan mental dan spiritual untuk individu tersebut dari keluarga
e. Berikan bimbingan khusus untuk individu, misalnya konseling

Adaptasi merupakan hasil akhir dari upaya koping. Karakteristik respon beradaptasi adalah:
- Dapat mempertahankan keseimbangan
- Adaptasi memerlukan waktu
- Kemampuan adaptasi berbeda untuk tiap individu
- Adaptasi melelahkan dan untuk itu perlu bantuan dari orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar