Konsep Stres

STRESS

Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari à perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta 

JENIS STRESS
  • Stress fisik
  • Stress kimiawi
  • Stress mikrobiologis
  • Stress fisiologis
  • Stress proses tumbuh kembang
  • Stress psikologis atau emosional
Pengalaman stress dapat bersumber dari :Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran
Reaksi Psikologis terhadap stress
a. Kecemasan
Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik à jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur
b. Kemarahan dan agresi Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang
c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih

RESPON FISIOLOGI TERHADAP STRESS
Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).
1. Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
    Karakteristik dari LAS :
1. respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system
2. respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
3. respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
4. respon bersifat restorative.
Mungkin anda bertanya, “ apa saja yang termasuk ke dalam LAS ?”. sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :
a. Respon inflamasi
respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
• fase pertama :
adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.
• Fase kedua :
pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
• Fase ketiga :
Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.
b. Respon refleks nyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
Bagaimana dengan GAS. Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.
2. General Adaptation Syndrom (GAS)
a. Fase Alarm ( Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun
Fase alarem melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
b. Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau normal
tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
c. Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.]

Faktor yg mempengaruhi stres :
 1. FAKTOR DALAMAN       
(a) Perwatakan   
  Jika dilihat seperti contoh yang diberikan di awal tadi, perwatakan manusia ini berbeza-beza. Oleh kerana itu adalah anugerah Allah yang tidak ternilai. Manusia adalah unik, iaitu jika dilihat kadang-kadang kita meminati mata pelajaran Bahasa Melayu dan tidak meminati mata pelajaran matematik. Ada pula manusia yang meminati mata pelajaran Geografi tapi bukan Bahasa Melayu dan sebagainya lagi. Ini yang dikatakan bahawa manusia mempunyai pelbagai kecenderungan, pelbagai minat dan nilai dan seumpamanya lagi. Ada manusia begitu cepat mengalami stress dan ada pula manusia yang lambat mengalaminya. Oleh itu sebagai manusia kita perlu kenal di mana kedudukan atau tahap kedudukan stress yang ada pada diri kita.
    (b) Kendiri yang terlalu ideal  
 Manusia mempunyai cita-cita dan impian yang tersendiri. Impian atau cita-cita ini selalunya akan menjadi kenyataan apabila manusia berusaha untuk mencapai impian tersebut. Yang menjadi masalahnya ialah apabila manusia bertingkah laku yang langsung tidak mengejar impian tersebut. Tegasnya di sini ialah apabila kendiri ideal terlalu tinggi tetapi dari segi kendiri sebenarnya(tingkah lakunya) tidak memaparkan usaha ke arah pencapaian tersebut. Sebagai contoh kita melihat pencapaian pelajaran rakan kita, atau orang yang telah berjaya, tetapi kita sedikitpun tidak berusaha ke arah itu, malah kita masih bertabiat lama seperti meniru kawan, membuang masa dan sebagainya. Oleh itu adalah tidak tepat kiranya kita tidak menyeimbangkan antara usaha dan cita-cita. 
 (c) Kognitif
 Kognitif adalah pemikiran yang wujud dalam diri manusia. Manusia mengalami ketegangan disebabkan kognitif atau banyak berfikir perkara-perkara yang negatif. Manusia kadang-kadang merasakan dirinya lemah, tidak mempunyai bakat dan potensi. Ini disebutkan sebagai faktor kognitif yang begitu menekan. Manusia-manusia ini mudah dihinggapi stress kerana berfikiran lemah. Justeru itu kita tidak dapat menimbangkan antara rasional dan tidak rasional. Stress mudah datang pada manusia ini. Oleh yang demikian kita perlu memberikan perhatian dari sudut itu.
     (f) Tidak selaras personaliti
      Stress hadir apabila manusia tidak mempunyai keselarasan antara personaliti diri dan minat dalam kerjaya. Sebagai contoh manusia yang mempunyai minat di bidang sosial iaitu menjadi guru dan sebagainya tetapi bekerja sebagai Jurutera. Ini menunjukkan tiada keselarasan antara minat dan personaliti yang ada. Perkara ini sering berlaku kepada kita lantaran kita tidak mengenal pastinya sungguh-sungguh.
(d) Kelemahan dalam komunikasi dan berbahasa   
Stress juga terjadi kepada manusia yang mempunyai masalah berkomunikasi dan berbahasa. Kegagalan berkomunikasi menyebabkan seseorang sukar untuk berinteraksi dengan seseorang yang lain. Dengan itu segala maklumat yang ingin disampaikan tidak diterima oleh pendengar dengan berkesan. Ini akan menimbulkan masalah dan sekiranya ia tidak dapat diatasi, stress pasti akan berlaku.
(e) Keperluan dan kemahuan   
- Status     - Kuasa     - Kasih Sayang     - Prestasi     - Kesihatan     - Keselamatan diri
 

2. FAKTOR LUARAN 
(a) Sosial dan tempat kerja
     Selalunya manusia tidak terlepas dari hubungan dengan manusia lain. Manusia juga bekerja dan di tempat kerja sudah pasti manusia berkomunikasi dengan orang lain. Justeru hubungan sentiasa berlaku. Dalam hubungan ini selalunya berlakulah komunikasi yang mencetuskan masalah. Lumrah hidup di dunia masalah tidak boleh lari. Sebenarnya masalah yang datang boleh mematangkan manusia. Jika kita lari dari masalah maka kita lari dari proses membina kematangan diri. Manusia yang berani menghadapi masalah ialah manusia yang berani menghadapi kenyataan. Apabila hubungan negatif berlaku dengan orang lain, ini juga boleh menjadi penyumbangkepada stress. Maka hadapilah masalah ini dengan penuh kerjasama.
    (b) Hubungan dengan keluarga    
Ramai orang mengalami  stress kerana hubungan antara suami-isteri, ibu-anak, ibu bapa-anak-anak yang tidak baik. Kekalutan yang berlaku di dalam hubungan kekeluargaan boleh mencetuskan hasil yang tidak baik. Misalnya ibu tidak lagi memberi penghargaan kepada anak-anak. Anak-anak tidak lagi menghormati ibu dan ayah sebagaimana sewajarnya dihormati. Komunikasi dua hala sudah terkubur dan inilah bibit-bibit yang mencetuskan kehancuran institusi keluarga dan seterusnya menyebabkan stress berlaku. Justeru itu perkara ini perlu diberi perhatian. Maka kita perlu mencorakkan satu hubungan yang penuh empati dan memahami antara satu sama lain. Hubungan ini dijalinkan berdasarkan kepada kasih sayang, hormat menghormati dan menghargai individu lain.
(c) Persekitaran   
  - Cuaca

  - Bising      
  - Sibuk     
   - Kawalan tempat belajar